Aplikasi Majmu’ PPTQ: Solusi Lengkap untuk Belajar Ilmu Agama di Genggaman

Di era digital seperti sekarang, memiliki aplikasi yang memudahkan kita untuk belajar ilmu agama adalah sebuah kebutuhan. Aplikasi Majmu’ PPTQ hadir sebagai solusi praktis bagi para santri, muslim, dan muslimah yang ingin mengakses berbagai materi keislaman khas Pondok Pesantren Tanwirul Qulub (PPTQ) Sungelebak, Karanggeneng, Lamongan.

Aplikasi ini berisi kumpulan ilmu bermanfaat, mulai dari wirid setelah sholat, manaqib Syekh Abdul Qodir Al-Jailani, bacaan dzibaan, sholawat Burdah, hingga foto dan sejarah pendiri PPTQ, KH. Moh. Fadlil Marzuqi. Dengan tampilan yang user-friendly, aplikasi ini bisa diunduh  dan digunakan kapan saja.

Profil Pendiri PP. Tanwirul Qulub  (PPTQ)

Nama beliau adalah KH. Muhammad Fadlil Marzuqi. Beliau dilahirkan di desa Sungelabak Karanggeneng Lamongan pada tanggal 27 Juni 1939. Ayahnya bernama K. Ahmad Marzuqi dan Ibunya bernama Ratijah. KH. Muhammad Fadlil Marzuqi adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Keberadan K Ahmad Marzuqi di  desa Sungelebak layaknya seperti masyarakat sungelebak pada umumnya. Mata pencahariannya adalah bertani. Penghasilan dari pertanian pada saat itu, apabila dibuat untuk menyekolahkan anak-anaknya tidak bisa mencukupi.

Sekalipun demikian, kebiasaan K. Ahmad Marzuqi suka mengunjungi tempat-tempat guru anaknya dengan membawa oleh-oleh ala kadarnya. Di samping itu, juga sangat mencintai kepada anak-anak santri yang mengikuti ngaji di langgar (mushalla) beliau. Walaupun kondisi ekonomi yang tidak menentu, K. Ahmad Marzuqi tetap ingin memondokkan KH. Muhammad Fadlil Marzuqi. Beliau dipondokkan ke Pondok Pesantren Tunggul Paciran yang diasuh KH. Amin (1947-1948). Namun demikian, pada suatu saat tentara Belanda mampu menangkap KH. Amin (yang akhirnya dibunuh oleh Belanda). Sejak wafatnya KH. Amin, maka KH. Muhammad Fadlil Marzuqi memutuskan pulang ke Sungelebak Beliau diajak oleh orang tuanya untuk hidup sederhana, dan mandiri. Pada saat kembali di desa sungelebak, beliau mencari ilmu ke pondok simo yang diasuh oleh KH. Sofyan Abdul wahab. Tidak lama kemudian pada tahun 1949 beliau melanjutkan studinya ke Pondok Pesantren Langitan Widang Tuban (asuhan KH. Abdul Hadi Al-Zahid ) selama 9 tahun.

Setelah menguasai beberapa ilmu, utamanya ilmu alat untuk  memahami kitab kuning, seperti ilmu nahwu, usul, balaghah, mantiq, dan ilmu-ilmu yang lain. beliau memutuskan pulang ke desa Sungelebak dengan tujuan untuk mengabdikan diri kepada masyarakat. Karena cintanya pada Ilmu, sampai beliau baru menikah pada tahun 1957 dengan Nyai Hj Nasuhah putri KH. Abdullah (seoarang Kiai yang ada di desa Sungelabak). Setelah menikah beliau diajak mertuanya bertempat tinggal pada suatu tempat yang ada di pojok desa Sungelebak (selanjutnya disebut langgar pojok). Di tempat itulah beliau mengembangkan ilmunya di surau kecil (mushalla) yang dibangun oleh mertuanya. Tanah pojok sendiri pada saat itu terkenal dengan tempat yang angker karena banyak syaitan dan jin. Perkembangan selanjutnya, masyarakat menyambut baik kehadiran beliau sebagai penerus mertua beliau agar dapat mengubah keadaan masyarakat desa yang jauh dari kebenaran Agama. Berkat kegigihan beliau, akhirnya dapat membangun sebuah pesantren yang diberi nama Tanwirul Qulub (penerang hati).namun masyarakat Sungelebak masih tetap suka menyebut Pondok Pojok, inilah yang menjadi cikal bakal kebesaran sebuah Pondok Pesantren Tanwirul Qulub seperti saat ini. Nama pondok tersebut Tanwirul Qulub diasumsikan lambat laun akan didatangi para santri dari penjuru daerah di Nusantara ini.

Almaghfurlah KH. Muhammad Fadhil Mazuqi pulang ke Rahmatullah pada hari Kamis malam Jum’at tanggal 07 Dzulqaidah 1426 H/9 Desember 2005 M. Beliau meninggalkan seorang istri Nyai Hj. Nasuhah dan 8 anak, yaitu :
(1) Almaghfurlah KH. Imam Suhrowardi beristrikan Almarhumah Niswatun Hasanah dari Sumberwudi.
(2) K. Muhlisin beristrikan Nur Khoiriyah dari Sungonlegowo Bungah Gresik.
(3) H. Ahmad Nasikh beristrikan Niati dari Gampang Sugio Lamongan.
(4) Hj. Zahidah bersuamikan Almaghfurlah KH Rahmatullah dari Brumbeng Demak Jawa Tengah.
(5) Abdul Qodir beristrikan Naimah dari Besur Sekaran Lamongan.
(6) Abdullah Mujib beristrikan Uswatun Hasanah dari Kaligerman Karanggeneng.
(7) Abdullah Roqib beristrikan Dyah Shochifatin Umami dari Pringgoboyo.
(8) Hj. Fatuhah bersuamikan KH. Musta’in Ilyas dari Pegundan Bungah Gresik.

Segera Download Aplikasi di atas dan Sebarkan Kebermanfaatan!

Aplikasi Majmu’ PPTQ adalah teman setia bagi siapa saja yang ingin memperdalam ilmu agama. Dengan mengunduh aplikasi ini, Anda turut mendukung dakwah digital dan menyebarkan kebaikan.

Jangan lewatkan kesempatan ini! Klik logo download sekarang dan dapatkan semua ilmu bermanfaat dalam genggaman Anda.

Download Sekarang! 🚀

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *